Seorang ilmuwan pernah melakukan percobaan terhadap salah satu spesies ulat. Ulat ini memiliki kebiasaan berjalan berurutan dengan mengekor ulat lain yang ada di depannya seperti kereta api.
Oleh sang ilmuwan ini, ulat-ulat disusun sedemikian rupa agak berjalan beriringan memutari sebuah pot. Ulat paling belakang menyentuh dengan yang paling depan. Lalu mulailah ulat-ulat itu berputar.
Satu menit, satu jam, satu hari hingga satu minggu. Dan matilah satu demi satu ulat itu karena kelaparan. Padahal tak sampai 10 cm dari mereka, ada pucuk daun muda cemara yang merupakan makanan kesukaannya.carterpillar
Apa yang dapat kita ambil dari cerita itu? Itulah nasib para pengekor yang hanya bisa pasrah dan menerima keadaan. Padahal ada keberhasilan di dekatnya, namun karena mereka tidak mau berjuang dan mengambil resiko.
Maka dia memilih mengikut saja dengan teman-temannya. Mereka tidak tegas dengan apa kemauan mereka sendiri. Mereka menerima hidup seperti air mengalir. Tak beriak, tak berombak. Hanya terus mengikuti keadaan lingkungan sekitarnya tanpa ada tujuan dan arah yang pasti. Padahal ada keberhasilan menunggu di dekatnya. Tapi karena mereka membutakan diri mereka sendiri, maka mereka berpuas diri menikmati hidup yang datar dan cenderung monoton.
Apakah Anda salah satu dari mereka? Lantas apa tindakan Anda sendiri??
Nasib si Tukang Ngekor
Senin, 01 Maret 2010
Diposting oleh
oon parashit
di
16.14
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar